Lombok Barat - Komandan Korem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos. SH. M.Han., memanfaatkan kunjungan kerja Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak bersama rombongan di NTB untuk melaunching buku karya Agy Massadiah dan Roso Daras yang berjudul “Mempolong Merenten Rehab Rekon Gempa Lombok" di Restoran Basiliko Kila Senggigi Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat, Rabu (28/4/2021).
Pada kesempatan tersebut, Danrem 162/WB meminta Pangdam IX/Udayana untuk melounching buku tersebut yang menceritakan tentang sinergitas dan kebersamaan TNI-Polri serta masyarakat Lombok Utara secara gotong royong menghadapi bencana alam gempa bumi sampai dengan tahap rekonstruksi rumah tahan gempa sejumlah 262.704 unit yang telah selesai dibangun pada tahap awal.
Usai lounching buku Mempolong Merenten Rehab Rekon Gempa Lombok, Danrem 162/WB dalam wawancaranya menceritakan tentang isi buku yang diinisiasinya tersebut, yaitu memuat tentang bagaimana proses penanganan bencana alam gempa bumi yang terjadi dua tahun lalu di NTB mulai dari tahap tanggap darurat, rehabilitasi sampai dengan rekonstruksi.
Buku Mempolong Merenten ini diharapkan dapat menjadi penuntun bagi siapapun yang membaca khususnya masyarakat NTB, karena berdasarkan pengalaman gempa-gempa besar yang pernah terjadi di NTB merupakan gempa yang bersiklus antara 50 sampai 60 tahun.
Menurutnya, Buku tersebut bukan hanya untuk masyarakat NTB, namun juga untuk seluruh masyarakat Indonesia karena buku ini sudah beredar di seluruh Indonesia.
“Dalam proses pembuatannya, buku ini tidak terlepas dari campur tangan Kepala BNPB dan Gubernur NTB yang telah membantu hingga terbit menjadi sebuah buku, ” terangnya.
Lanjutnya, sesuai dengan arahan Kepala BNPB bahwa penanganan bencana alam gempa bumi di NTB dapat menjadi contoh bagi provinsi-provinsi lain karena dianggap paling berhasil dalam proses penanganan bencana alam gempa bumi di Indonesia.
Sedangkan Pangdam IX/Udayana mengatakan buku ini dapat menjadi standarisasi operasional kegiatan penanganan bencana alam oleh satuan TNI dan Polri, karena menurutnya personel dalam organisasi TNI maupun Kepolisian setiap saat selalu berganti sehingga perlu adanya panduan-panduan jika terjadi bencana alam.
“Buku ini sangat membantu untuk generasi-generasi penerus maupun tempat-tempat lain di Indonesia sebagai referensi, karena selama ini hanya melihat di media saja tentang apa yang terjadi dan apa yang dilakukan, ” jelasnya.
Pangdam IX/Udayana juga berharap kedepan buku tersebut dapat lebih disederhanakan lagi sehingga anak-anak sekolah pun bisa mengerti tentang apa yang harus dilakukan apabila terjadi hal yang sama.
“Semoga buku ini bermanfaat kedepannya bagi kita sekalian, ” pungkasnya.
(Syamsul Hadi)