Lombok Utara - Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram melaunching ekowisata bambu "Aur Sembalun" di Sembalun Lombok Utara, Minggu (4/4).
Launching Aur Sembalun merupakan penghujung dari rangkaian pendampingan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengembangan ekowisata bambu melalui program "Bamboo Conservation for Eco-tourism Development in Sembalun, "
Program ini bekerjasama dengan (Sembalun Community Development Center) SCDC dan CERES Global Australia.
"Program ini yaitu merubah hutan bambu yang dulunya tempat pembuangan akhir menjadi objek wisata edukasi dan konservasi untuk tanaman bambu baik berskala lokal maupun nasional bahkan Internasional, " ujar project leader, Lia Rosida M Dev St, saat dihubungi, Senin (5/4).
Program pengabdian ini, tambah dia, dilakukan untuk meningkatkan kesadaranasyarakat dalam menerapkan konsep ekowisata bambu.
Acara launching digelar bertemakan "alam dan budaya" dengan mengangkat budaya sasak melalui pakaian adat, pameran kerajinan, dan permainan tradisional dari bambu dan musik bambu.
Selain itu, akan dilakukan tour de aur untuk mempelajari tentang manfaat dan jenis bambu serta kearifan lokal tentang bambu Sembalun yang tertulis dalam buku panduan "Kisah Serumpun Bambu" karya Bapak Mertawi S.Pd yang menjabat sebagai Camat Sembalun sekaligus tokoh masyarakat.
"Ekowisata ini diberi nama Aur Sembalun yang memiliki makna Bambu Sembalun yang memiliki keunikan sesuai dengan kearifan lokal dan sejarah panjang dari generasi ke generasi, " tambah Lia.
Program pengabdian ini dilakukan melalui rangkaian kegiatan pelatihan dan workshop ekowisata bambu dan pemasaran serta workshop konservasi bambu yang dilakukan pada 19-26 Oktober 2020.
Kemudian dilanjutkan dengan online coaching dan site visit untuk troubleshooting sejak November 2020 hingga Maret 2021 dan pilot launching ekowisata bambu sebagai penghujung program pendampingan.
Sementara itu Ketua STP Mataram, mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal masyarakat untuk memulai memperkenalkan destinasi pariwisata yang memiliki konsep ekowisata dengan prinsip edukasi, konservasi dan partisipasi masyarakat lokal serta low-impact terhadap pencemaran lingkungan.
"Nantinya ini dapat dikembangkan sebagai pusat wisata edukasi tentang bambu sebagai salah satu tanaman yang sangat ramah lingkungan, " ucap Ketua STP Mataram, Dr. Halus Mandala, M.Hum.
Aur Sembalun diresmikan secara simbolis oleh Ketua STP Mataram, Ketua BPPD NTB, Camat Sembalun, Kabid Persampahan dan Pengembalian Pencemaran DLHK NTB, Sekdispar Lotim, dan Direktur SCDC.
Turut hadir dalam acara perwakilan ASPPI NTB, ASPERAPI NTB, Bank Indonesia, Geopark, OPD tekait, industri, media serta stakeholder. Diharapkan kedepannya stakeholder pariwisata terkait dapat bersinergi mendukung membangun pariwisata khususnya ekowisata bambu Aur Sembalun kedepannya.
Dalam kegiatannya “Aur Sembalun” menerapkan protokol kesehatan 3M, mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak sebagai syarat memasuki kawasan ekowisata dengan menghadirkan Satgas Covid-19 dan Polsek Sembalun sebagai pengawas prokes.
(Hadi)