MATARAM, NTB – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mengungkapkan bahwa bahan galian mentah dari PT Amman Mineral akan mulai diolah di smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat. Kehadiran smelter ini menjadi angin segar bagi perekonomian NTB dengan potensi peningkatan nilai tambah hasil tambang secara signifikan.
Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin, MM, saat menyampaikan rilis berita resmi statistik terkait ekspor-impor di Aula Tambora Kantor BPS NTB, Selasa (17/09/2024), menyatakan bahwa smelter akan membuka peluang besar bagi pendapatan daerah. Meskipun saat ini terjadi penurunan nilai ekspor akibat belum dimulainya pengolahan, namun di masa depan nilai ekspor diproyeksikan akan melonjak drastis.
“Selama ini, ekspor terbesar NTB berasal dari bahan mentah galian tambang. Dengan adanya smelter, bahan tambang akan diolah terlebih dahulu di dalam negeri sehingga nilai ekspor akan melambung tinggi ke depannya, ” jelas Wahyudin.
Menurut data BPS, nilai ekspor NTB pada November 2024 tercatat sebesar US$ 5, 56 juta, mengalami penurunan signifikan sebesar - 94, 71 persen dibandingkan Oktober 2024. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penurunan mencapai - 97, 78 persen. Meski demikian, pengolahan bahan tambang di smelter diharapkan menjadi solusi untuk memperbaiki tren ini di masa mendatang.
Nilai Tambah Berlipat Ganda
Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Baiq Nelly Yuniarti, optimistis bahwa beroperasinya smelter akan memberikan manfaat ekonomi yang berlipat ganda. Ia menekankan bahwa pengolahan bahan tambang di dalam negeri akan meningkatkan nilai tambah produk secara signifikan dibandingkan ekspor bahan mentah.
“Selama ini kita hanya mengekspor bahan mentah. Setelah bahan tambang diolah di smelter, nilai tambahnya akan berkali-kali lipat, sehingga manfaat ekonominya juga jauh lebih besar, ” ujarnya.
Dampak Positif bagi Perekonomian Daerah
Hadirnya smelter di Sumbawa Barat tidak hanya akan mendorong peningkatan nilai ekspor, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja, mendorong pertumbuhan industri hilir, serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Dengan kebijakan ini, NTB berpotensi menjadi salah satu pusat industri tambang dengan pengolahan yang lebih modern dan berkelanjutan.
Kehadiran smelter menjadi simbol penting dalam upaya hilirisasi industri tambang di NTB, sekaligus mendukung program nasional untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri. Dengan pengolahan yang optimal, masa depan ekonomi NTB semakin cerah dan kompetitif di pasar global. (Adb)