Mataram NTB - Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah merespon cepat kibaran bendera putih 103 pedagang lapak di eks pelabuhan, kota tua Ampenan.
"Kami hadir memberikan solusi kesulitan pedagang karena berkurangnya pendapatan di masa pandemi ini", ujar Bang Zul menemui para pedagang di pantai Ampenan, Senin (02/08).
Dikatakan Bang Zul, kondisi pandemi dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) merupakan situasi dilematis bagi masyarakat. Meski di sisi lain kerumunan pengunjung dan masyarakat harus dikendalikan namun penghasilan yang diandalkan untuk kebutuhan hidup tak lagi mencukupi.
Pemerintah propinsi seperti dikatakan Bang Zul memahami kondisi di lapangan dan ingin selalu hadir saat masyarakat dalam kesulitan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Pemimpin, Bukan Pengecut!
|
Sementara itu, Kepala Lingkungan Melayu Bangsal, Sumini mengatakan, kibaran bendera putih dibenarkannya sebagai tanda menyerah. Hal itu karena pedagang yang juga warga kampungnya selain tak mendapatkan pemasukan memadai selama pandemi juga mengalami tekanan dari pihak bank dan koperasi karena tak membayar angsuran pinjaman.
"Menurut saya sudah sangat berlebihan dan merasa pihak bank dan koperasi tidak mau tahu kondisi kami karena berkurangnya penghasilan", ujar Sumini.
Ia mengatakan, pinjaman rata rata sebesar tiga juta itu dipaksakan dibayar oleh pedagang meski ia telah memberikan surat rekomendasi sebagai pejabat lingkungan yang menjamin urusan pinjaman para pedagang dikembalikan dengan pembayaran angsuran yang tertunda karena berkurangnya omzet penjualan. Selain sepi pembeli, pedagang juga harus memenuhi kebutuhan sehari mulai dapur sampai biaya anak sekolah.
"Kami sangat berterimakasih atas kunjungan pak Gubernur. Semoga kali ini, janji bantuan dari beberapa instansi benar benar diberikan bukan hanya iming iming seperti kemarin", ujarnya.(Adbravo)