Nusa Dua - Pemerintah Pusat melalui Bappenas RI mendukung penuh upaya Pemerintah Provinsi NTB untuk melahirkan serta membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk bisa menjadi pengusaha. Melalui program inkubasi dari Science, Tehnology, dan Industrial Park (STIPark) NTB, Bappenas yakin akan terbentuk dan menginspirasi para pemuda untuk pengusaha-pengusaha baru di NTB.
"STIPark akan didukung berupa pembangunan infrastruktur melalui mekanisme KPBU, Pemprov NTB akan menjadi penanggungjawab diawali dengan studi untuk memastikan mekanisme tersebut" jelas Ir. Rudy Soeprihadi Prawiradinata Deputi Bidang Pengembangan Bappenas RI dalam rapat pembahasan isu-isu strategis pembangunan di Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Nusa Tenggara Timur, serta langkah-langkah terpadu pengembangan kerjasama antar wilayah Bali - NTB - NTT, Sabtu (19/6) bertempat di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali.
Baca juga:
Tony Rosyid: Raja, Kapan Engkau Sembuh?
|
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha yang selanjutnya disebut KPBU ini sendiri adalah kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha dalam menyediakan infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu kepada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh menteri / kepala lembaga / kepala daerah / badan usaha milik negara.
Sementara itu, Amalia Adininggar Widyasanti, ST, MSi, M. Eng, Ph.D, Deputi Bidang Ekonomi Bappenas RI menyampaikan progressnya terkait pembangunan smelter di NTB.
"Bersama PT Amman Mineral rencana Cod di Tahun 2023. Terkait kawasan industri yang lebih luas, belum ada kata sepakat. Jika bisa, kami minta bantuan dari Gubernur untuk berkomunikasi. Namun untuk smelternya saja, Ditargetnya 2023 terus berprogres" jelas Amalia.
Sebelumnya, Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah juga sukses meyakinkan Menteri Bappenas bahwa STIPark bukan hanya untuk bisnis inkubasi. STIPARK juga merupakan sarana akselerasi anak-anak muda menjadi pengusaha dan mendalami industrialisasi.
"Tentang industrialisasi ini tidak identik dengan pabrik besar, namun pendalaman struktur sehingga hasil pertanian tidak dalam mentah lagi namun sudah menjadi pertambahan nilai" jelas Doktor ekonomi industri tersebut.
"Jadi industri kreatif tidak harus di Pulau Jawa, tp bisa di NTB. Buah manisnya akan kita cicipi" tutupnya.
Berkat diplomasi Doktor Zul, selain perhatian kepada pengembangan STIPark, NTB juga akan mendapatkan perhatian lain dari pemerintah pusat untuk program Food estate berupa bantuan pengadaan sapi. Selain itu, pada bidang kesehatan, RS Mandalika juga akan dioptimalkan melalui mekanisme dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).(Adbravo)